Kamis, 10 Desember 2009

Penelitian Kuantitatif « Labschool Jakarta

Penelitian Kuantitatif « Labschool Jakarta

Rasulullah SAW juga suka "HUMOR"

Selama ini mungkin kita berpikir bahwa sosok nabi Muhammad adalah orang yang selalu serius,padahal ada sebuah buku yang di tulis oleh seorang ulama Saudi dr.Aidh bin Abdullah Al-Qorni lebih di kenal dengan panggilan AIdh Al-Qorni,bagi anda yang pernah membaca buku la tahzan pasti sudah mengenal nama ini.
dalam bukunya yang lain berjudul muhammad kaannaka taro ,al-qorni sampai menulis sebuah bab mengenai nabi yang suka tertawa ,saya kutip sedikit pernyataan al-Qorni ”tertawa yang tak berlebihan tak ubahnya bagai obat penawar bagi rohani,obat yang mujarab bagi diri seseorang,dan memberikan kesenangan kepada hati yang lelah setelah habis bekerja.tertawa yang tak berlebihan menunjukan kesenanganjiwa pelakunya,bukti kestabilan wataknya dan pertanda kejernihan jiwanya.”
di dalam bab itu juga di ceritakan bahwa wajah nabi selalu tersenyum cerah apabila beliau bertemu dengan siapa saja,baik itu dari kalangan jelata maupun dari kalangan kaya raya,semuanya sama-sama di hadapi beliau dengan senyum cerah dan penuh kasih sayang.
salah seorang sahabat yang bernama jarir bin Abdullah al bajali mengatakan ”tidaklah rosulullah melihatku melainkan selalu tersenyum kepadaku”
dalam sebuah riwayat di sebutkan bahwa pernah ada seorang nenek-nenek yang datang kepada nabi Muhammad SAW untuk meminta beliau mendoakannya agar masuk sorga,maka nabi menjawab” la yadhulul jannata ajuuzun artinya tidak ada nenek-nenek yang masuk sorga. mendengar hal itu sang nenek pun menangis sambil berpaling meninggalkan rosulullah,lalu beliau memanggil nenek itu sembari bersabda”tidak kah engkau mendengar firman tuhan yang mengatakan ” sesungguhnya kami menciptakan bidadari-bidadari dengan langsung dan kami jadikan mereka gadis-gadis perawan,penuh cinta dan umurnya sebaya” ( QS.Al-Waaqiah 35-37 ) mendengar hal ini sang nenek langsung tertawa bahagia.karena ternyata sang nenek akan kembali muda setelah berada di surga.
jadi sebenarnya tertawa adalah sesuatu yang di anjurkan oleh nabi,walaupun tentunya jangan berlebihan,di dalam sejarah juga kita bisa mendapatkan kisah abu nawas dan nasarudin koja,untuk menyebut dua tokoh kocak dari timur tengah.
bagaimana dengan negeri kita sendiri indonesia ?di jawa barat kita mengenal tokoh kabayan yang kocak abis dan contoh yang paling mamtap saya kira adalah mantan presiden Abdurahman wahid alias gus dur,pernah gus dur di tanya, gus,kok badanya tambah lama tambah gemuk,gus dur menjawab dengan gayanya yang khas, habisnya terlalu banyak yang ngundang saya tahlilan.

Arti sebuah "Tulisan"

Apa yang tertulis akan tetap terpatri, Apa yang terucap akan terbang bersama angin…
Napoleon pernah mengatakan: “Aku lebih takut kepada sebatang pulpen (tulisan) dari 1000 tentara”. Tulisan memang lebih tajam dari pedang. Semangat Bangsa Indonesia unuk meraih kemerdekaannya mulai membara ketika seseorang yang memakai nama MAX HAVELAR mulai menulis di koran-koran untuk membangkitkan kesadaran Bangsa Indonesia dari ketertindasan, Ketika Ernest François Eugène Douwes Dekker atau Danuarja setia Budi selalu mengkritik pemerintah Kolonial Belanda melalui tulisan-tulisannya.
Orde lama jatuh berkat tulisan-tulisan Soe Hok Gie yang kerap mengkritik pemerintahan Soekarno, Demikian juga dengan Orde baru jatuh karena tulisan-tulisan di media. Revolusi Iran mulai mulai bergejolak ketika seorang lelaki Tua yang Kharismatik Ayatullah Ruhullah Khomeini menuliskan sebuah kata yang berbunyi ”Wahai Orang-Orang yang tertindas, Bangkitlah dan rebut hak mu dari para tirani”
Begitu besarnya peran tulisan dalam menentukan sejarah setiap bangsa di dunia. Masa Pra-Sejarah berakhir ditandai dengan ditemukannya tulisan. Bangsa Arab keluar dari masa jahiliyah ke masa yang terang benderang berkat Risalah yang dibawakan oleh Rasulullah, SAW, yang kemudian kita kenal sebagai Al-Qur’an dan Al-hadis, yang juga membawa pencerahan kepada seluruh dunia, demikian juga dengan kitab-kitab suci lainnya.
Budaya menulis memang telah jauh melewati perjalanan sejarah yang demikian panjang. Masyarakat Mesir Kuno mengenal tulisan dengan gaya piktogram atau piktograf, yaitu gambar untuk mengungkapkan amanat tertentu. Dari yang memanfaatkan dinding-dinding gua, lempengan batu-batu, sampai pada pemanfaatan kertas tulis dan Media Cyber seperti pada Blog ini.
Berbeda dengan pada masa dulu, tidak setiap orang bisa menuliskan pemikirannya dan disampaikan pada publik. Tapi dengan adanya Blog ini setiap orang bisa menulis untuk meng-ekspresikan dirinya, melepaskan kegelisahan, Melepaskan semua keresahan dan beban yang mengganjal atau sebagai sebentuk curhat untuk menghadapi situasi, melalui tulisannya. Dan yang terpenting dengan menulis maka kita akan membawa pencerahan dalam memajukan bangsa ini.